Kamis, 27 Agustus 2015

Kesederhaan

Setelah dipikir-pikir mungkin saat ini kebanyakan orang termasuk saya mempunyai pola pikir yang sederhana saja dalam menjalani hidup. Seperti misalnya setelah saya tanya beberapa orang tentang rencana setelah kuliah kebanyakan orang menjawab kerja-punya rumah sendiri-menikah-punya anak dua-naik haji. Tidak salah dan memang sah-sah saja.

Dalam mencintai seseorang juga, semakin tambah usia, apalagi setelah kuliah dan memulai untuk bekerja, kriteria yang kita tetapkan untuk pendamping hidup juga semakin sederhana dan mulai meninggalkan hal-hal yang sifatnya nampak seperti kecantikan, langsing atau tidaknya, punya lesung pipi atau tidak. Hal-hal itu beralih menjadi bagaimana kepribadian dia, apakah kelak akan jadi ibu yang baik untuk anak-anak kita atau tidak, apakah mau ikut susah atau tidak dan sebagainya.

Pada akhirnya kita akan kembali pada kesederhaan menurut saya. Semakin matangnya usia seseorang juga membuat orang itu pasti suatu saat akan kembali menghargai dirinya sendiri. Berhenti untuk mengikuti trend, membandingkan diri dengan orang lain, mengutuki diri terus-menerus, merasa gagal. Suatu saat kita akan lelah untuk itu semua dan akhirnya akan bergerak dan berjalan untuk kebaikan diri dan mengembangkan diri jadi lebih baik lagi.

Selasa, 18 Agustus 2015

Merdeka

Dirgahayu negeriku yang ke 70 semoga selalu jaya, semakin adil, dan semakin sejahtera rakyatnya. 70 tahun sudah bangsa kita terbebas dari cengkraman para penjajah. Para pejuang, nenek moyang kita telah berkorban tenaga, pikiran dan nyawa demi kebebasan bangsa ini.

Namun setelah 70 tahun merdeka, apakah bangsa ini benar-benar merdeka? Adil? Mandiri? Rakyatnya sejahtera? Menurut saya pribadi masih belum. Tapi harus diakui selama beberapa tahun berganti-ganti presiden pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyatnya semakin ke arah yang positif.

Banyak hal mengapa negara ini masih belum sepenuhnya merdeka. Walaupun pendapatan perkapita semakin tinggi tapi mental masyarakat masih mental terjajah. Terutama dari sisi pemerintah. Birokrasi yang rumit dan masih banyaknya KKN di kalangan pemerintahan menjadi tugas pemerintah dan kita masyarakat untuk terus membasminya.

Namun yang ingin saya bahas adalah tentang inovasi. Masih teringat kita tentang proyek mobil nasional yang beberapa waktu lalu seperti sebuah cahaya baru bagi negeri ini, namun pada akhirnya masih belum jelas bagaimana kelanjutannya.

Banyak sebenarnya pemuda-pemudi bangsa yang menjadi penemu, peneliti, dan inovator yang berhasil di luar negeri, tapi yang saya dan mungkin masyarakat banyak pertanyakan adalah mengapa hal itu tidak dimanfaatkan. Kita mungkin bisa menjadi negara seperti Jepang dan Korea Selatan bila kita lebih serius menerapkan hasil penelitian para anak-anak bangsa yang unggul tadi di negeri kita sendiri.

Pada akhirnya semuanya kembali pada peran pemerintah untuk bisa mewujudkan hal tersebut. Bila pemerintah memutuskan, masyarakat pasti akan mendukungya. Hanya saja, korupsi masih menjadi akar masalah. Sebenarnya kita bisa kalau kita mau. Tekad dan kemauan keras yang diperlukan untuk menjadi merdeka sepenuhnya, berdiri sebenar-benarnya di atas kaki kita sendiri.

Forza Indonesia
Merdeka dan Jayalah selama-lamanya Indonesia

Selasa, 11 Agustus 2015

Reality

Teman, teman dekat, atau sahabat. Istilah yang saat remaja maupun masa kecil sudah biasa kita dengar dan merasa sudah memahami arti dari istilah tersebut. Masa-masa remaja dan masa kecil yang masih polos dimana banyak hal tidak terlalu kita pikirkan secara mendalam, sungguh masa yang menyenangkan hidup tanpa beban seperti itu.

Namun semakin bertambahnya umur seseorang ternyata membuat orang itu semakin berpikir dan membedakan mana sesuatu yang real atau semata hanya fatamorgana. Kita semakin membutuhkan sesuatu yang mempunyai dampak, yang bisa kita rasakan keberadaannya bukan hanya sekedar istilah semata.

Seperti teman, semakin dewasa dimana kita jadi bisa membedakan mana yang teman sebenarnya, teman kondisional, atau teman numpang lewat dalam hidup. Eliminasi kita lakukan, meninggalkan teman yang hanya bisa menyakiti dan melecehkan. Dan mempertahankan sekuat tenaga teman yang menghargai dan menerima apa adanya diri.

Mungkin ini yang menyebabkan banyak orang bilang kehidupan orang dewasa itu sepi. Karena hanya segelintir saja teman yang mau menerima kita apa adanya. Dan karena sudah bisa memilih kita akan meninggalkan hal-hal menyakitkan itu dibelakang. Umur kita akan melewati masa remaja itu, jadi persiapkan mulai sekarang. Jagalah hubungan dengan orang yang bisa menghargaimu terutama orang tua, keluarga. Sebelum kaget akan masa dewasa yang akan datang. Semangat Pagi.